"Kita baikan yah.." kata lelaki di depanku sambil menyodorkan kelingkingnya dan tersenyum berat.
"Iya kita baikan.." aku menyambutnya dengan kelingkingku meskipun sebenarnya aku tak ingin bicara apapun di luar pelukannya sejak sore tadi.
Lebih dari lelahnya berseteru dengan orang yang paling kita kasihi, ada ketakutan suatu hari kejadian seperti itu akan kembali. Aku takut kita saling salahpaham lagi, aku takut dia hilang tanpa kabar lagi, takut seolah-olah kita berada di jarak ribuan kilo dimana aku di rumah dan dia di Laut Arktik.
Saat itu, kenyamananku padanya kentara hilang, aku mendapati diriku menghindarinya karena aku ingin membuat dia menemuiku, aku bersikeras tidak mau membahasnya lewat apapun selain bertemu. Yang akhirnya membuat semua makin runyam.
Tapi aku tahu, setiap hubungan akan selalu dibumbui persoalan, besok-besok lagi kita akan menemui banyak rintangan yang menguji, menyadarkan terhadap banyak hal baik dan buruknya. Jadi aku pikir, tak seharusnya aku takut sekarang, yang perlu aku lakukan adalah belajar menyikapinya dengan semakin dewasa.
Setelah hari ini, aku semakin sadar betapa beruntung aku memilikinya, hati & pikirannya. Sebagaimana dia selalu lalu-lalang di benakku setiap menit, detik, dan satuan waktu terpendek lainnya. Aku sangat menyayanginya, aku tahu itu. Dan lain kali kalau aku marah lagi, aku bisa baca notes ini biar ingat aku pernah menyadari satu hal setelah marah itu pergi; aku tak bisa kehilangan dia untuk alasan apapun.
I Love You
So Much,
My Man.