"Bisa
jugaaaa kita gak heos liburan
bareng!"
Sebuah mobil di
jalanan sekitar objek wisata Pantai Drini Yogyakarta terlihat lebih norak dari
mobil lainnya, itulah mobil kita -eh mobil kami. 7 orang remaja kelewat
tanggung (muda enggak, tua belum) sedang menikmati liburan yang terdeteksi
sebagai 'wacana belaka' sejak bersahabat hampir 10 tahun lamanya. Mobil
tersebut sebetulnya bukan mobil modifan, apalagi mobil sport dua pintu yang
jelas bakal bikin siwer orang sepanjang jalan. Yang bikin mobil kami norak
adalah ada anduk dijemur di jendela depan; warna ijo, gambar katak.
Isma (well, this
is a writer), Hana, Miranty, Gitta, Wildan/Idan, Lugiyan/Ugi, dan Iqbal/Ibay
yang berteman sejak zaman pacaran masih angkot-angkotan sampai sekarang sudah
punya calon pasangan hidup masing-masing *insya Allah*, dikenal sering sekali
merencanakan liburan se-geng dan tapi gak pernah terwujud, atau yang dalam
bahasa Sunda istilahnya heos (n. adj.). Would somebody tell us why? Because actually we
never know. Lalu, sedikit tabungan dari hasil kerja keras masing-masing dan beratnya
beban pekerjaan selama weekday, membuat kita lebih bertekad dan lebih nekat
untuk merealisasikan liburan meskipun hanya sesingkat dari Sabtu ke Minggu..
Yikes, a fake naked travelers gone for a short weekend escape!
Ngajogjakarta
Hadiningrat atau yang lebih dikenal dengan sebutan Daerah Istimewa Yogyakarta
menjadi tujuan perjalanan kami. Kenapa ya perasaan kok Jogja mulu? Because
there are many low-price destinations around, despite the province was quite easy
to reach by one train trip from Bandung or Tasikmalaya. Emang gak bosen ke
Jogja mulu? Ya, kami pernah ke Jogja (ini yang ke 4 apa 5 gitu buat gue), study tour SMP kami juga ke Jogja but
please, berangkat sama sahabat pasti beda serunya. Dan liburan kami kali ini ke
Jogja bagian Gunungkidul, which fortunately I've never stepping on yet.
Berangkat bareng
si Ibay dari Stasiun Kiaracondong Bandung pada Jumat sore tanggal 5 Mei 2017,
harus kehilangan kursi panjang buat tidur karena 3 jam kemudian Mira, Gitta,
Idan, dan Ugi naik di Stasiun Tasikmalaya. Sementara Hana udah sampe Jogja
duluan karena berangkat dari Jakarta Jumat siang, dan harus nungguin kita yang
baru bakal sampe di Stasiun Lempuyangan Sabtu shubuh. Seriously? U must be very
patient :""
Keluar gerbang
stasiun sekitar pukul 3 dini hari, supir rental mobil udah nungguin aja pinggir
jalan untuk serah terima jabatan -sebagei supir. Dan kami gak buang waktu lagi
untuk langsung tancap gas ke arah Utara menuju Gunungkidul. Ya bayangin aja
waktu cuma 2 hari kalo ditambah leyeh-leyeh paling mentok cuma bisa 2 lokasi
wisata aja.
Sadranan Beach |
Who run the world? Girls~ |
Hari pertama
bener-bener non-stop lancong sana-sini, harusnya sih bikin tepar karena cape
banget tapi kita masih kuat ketawa bruakakak
sambil melek ampe lewat tengah malem setelah menjajal tempat-tempat hits
di Jogja:
- Pantai Sadranan
- Pantai Drini
- Pantai Parangtritis (meskipun gak turun karena B aja tempatnya)
- Gumuk Pasir Parangkusumo (meskipun gak turun karena ajegile panas banget dan B aja juga)
- Jalan Malioboro (dikata mainstream tapi tetep aja jadi destinasi wajib)
- House of Raminten (yang WL nya berjam-jam dan baru bisa makan pas udah larut)
Drini Beach |
Minggu, 7 Juli
2017, the last but not least, Hana yang dateng duluan harus juga pulang duluan
pake kereta siang sedangkan yang lain pake kereta jam 8 malem. Untuk itu kami
memaksimalkan waktu dengan check-out pagi-pagi dan langsung keliling Kota Jogja
berburu oleh-oleh, meskipun gue pribadi gak tertarik beli apa-apa karena
orangtua dan kakak baru aja dari sini bulan lalu. Jogja has a sort of magnet,
eh?
Depan hotel. Taken by abang-abang kang bersih-bersih. |
Abis muter-muter
nyari tempat makan yang khas, at the end we landed at ayam goreng tepung Olive
yang jadi andalan anak kampus Jogja. Tempat mirip KFC harga sama kayak Sabana.
Mantap memang. Dari situ kami melanjutkan perjalanan ke Tamansari Water Castle
atau Istana Air Tamansari yang well, I think it should get some renovation. Dan
memang waktu itu di beberapa titik lagi direnovasi, cuma gue harap kedepannya
ada border/batasan jelas antar kawasan istana dan permukiman penduduk sekitar.
Karena di dalem kami sempet bingung mau lewat jalan yang mana, asal masuk
sana-sini malah jadi ke komplek rumah warga.
Tamansari Water Castle |
Selesai makan di
burjo (gak afdol dong ke Jogja gak ke burjo) dan beli beberapa cemilan, kami
memutuskan balikin mobil rental dan nunggu di stasiun sampe jam kepulangan
tiba. And yaaaa, finally we made it! Liburan emang cape, boros, tapi worth the
effort because we'll never know when we have time to re-paint the closeness and
bond with our beloved friends altogether. Meskipun pas nyampe di Stasiun
Kiaracondong Senin dini hari gue harus langsung balik, mandi, makan dan
bergegas lagi buat rapat di Jakarta, tapi gue seneng. Seneng karena sesibuk
apapun gue, ternyata masih bisa membagi waktu dengan benar. Dan seneng karena
sesibuk apapun sahabat gue, mereka mau memprioritaskan liburan bareng-bareng
gue.
So since now and
then, the Heosers wasn't only a gank of heos-talkers anymore..
The memory of us will remain forever.. |
PS: Dan yang
paling bikin seneng sebenernya adalah Hana dan Gitta sekarang udah pake jilbab
juga. Next liburan gue gak akan sendirian lagi tutup auratnya ekekek.