Menikah adalah perihal menyepakati banyak hal, dimulai dari berbagai kesepakatan merencanakan hari pernikahan itu sendiri.. Konsepnya mau gimana, jumlah undangannya berapa, dan yang paling menentukan adalah berapa uang yang akan dikeluarkan. It's all about money and money at the end baby~
Di sini aku tidak
hanya share tips, tapi akan sekaligus membeberkan budget yang aku dan suami
(eciye udah suami) habiskan untuk pernikahan kami tanggal 25 Agustus 2019 lalu.
Post ini akan sedikit panjang tapi semoga tetap seru sampai akhir. Keywordnya
adalah kami berdua sepakat menyelenggarakan pernikahan dengan anggaran di bawah
100 juta. Apakah bisa? Monggo disimak aja ya..
Note: Demi kepentingan komersialisasi aku tidak akan menyebutkan nama vendor.
- Pakai WO hari-H aja
WO adalah vendor
pertama yang aku booking, waktu itu tanggal 17 Agustus 2018 mereka ngasih promo
harga WO D-day sebesar 2,5 juta untuk 4 orang crew WO, MC, plus 2 kembang api,
dan 4 titik confetti. Sebagai freelance MC, aku tahu range harga MC wedding di
kotaku, dan rata-rata harga WO hari H juga di kisaran 2-3 juta tanpa MC.
Meskipun waktu itu aku sama suami belum nentuin tanggal nikah tapi kita udah booking
WO ini duluan. Jadi si WO-nya sabar aja nunggu kami selama 1 tahun hehe.
bride and groom with the WO |
- Catering Temen Papa
Suami pernah bilang,
kita bisa menghemat anggaran kecuali pada hal-hal yang di luar kendali kita,
yaitu catering dan dekorasi. Kita
bisa sedikit menghemat dekorasi, tapi kita gak boleh menghemat catering, gitu
kata beliau. Jadi untuk catering kita ikut pilihan orang tua yang sudah
terbukti enak dan jadi langganan keluarga beberapa tahun terakhir. Rp.25.000/porsi untuk 1000 porsi (total 25
juta) adalah harga yang kami pilih, dan kami dikasih keleluasaan untuk
merubah-rubah menu, dikasih free 1 stall juga. Ditambah nenekku keukeuh mau bagi-bagi
pepes ikan, sambel goreng ati, gulai, rujak asin dan kentang mustofa. Alhasil pas
hari H itu makanan di gedung banyak banget alhamdulillah.
salah satu tamu di stall mie kocok |
- Konsep Dekorasi 'Rustic Bohemian'
Harga keseluruhan
dekorasi untuk konsep yang kami inginkan adalah sebesar 14 juta, awalnya sih 12 juta aja tapi ternyata dekor pelaminan yang
aku pengen butuh sedikit tambahan untuk nge-print banner abu-abu sepanjang 8
meter yang jadi backdrop pelaminannya itu.
aku ingin backdrop pelaminan dengan dasar polos agar yang difoto jadi standout |
entrance decoration |
- Entertainment Nasyid & Pop
Sebenarnya kalau mau
hemat, opsi entertainment ini bisa diganti dengan Sportify Premium dipakein sound system aja. Karena tamu undangan jarang mempedulikan ada
tidaknya penyanyi di pernikahan kita. Hemat di listriknya juga, lho! Kamu gak
perlu sewa genset kalo tanpa entertainer. Tapi pertimbanganku waktu itu adalah
takut gedungnya terkesan kosong kalo tanpa panggung dan band, gedungnya luas
dan stall makanan disimpan di area teras gedung. Jadi kami memutuskan pakai
penyanyi yang bisa nasyid sekaligus pop, their amazing performance costs us 2,2 juta.
special request from mom, penyanyi harus cowok semua |
- Bawel waktu di-makeup
di makeup sambil ngantuk karena siap-siap dari jam 3 pagi :( |
also special request from mom, makeup artistnya harus cewek |
- Our wedding attire was so cheap!
Aku merasa pertemuan dengan vendor attire/busana ini adalah salah satu rezeki untuk pernikahanku.
Meskipun awalnya kami harus datang langsung ke galerinya karena kalo di WA slow respon bangeeet, tapi kami langsung setuju waktu desainernya
ngasih harga 4 juta all in (baju
akad, baju resepsi, baju orang tua, besan dan 4 pager bagus) plus bisa request
baju baruuuu untuk kita sewa pertama kali! Akhirnya setelah browsing di Pinterest aku ngasih referensi baju
resepsi warna broken white 3 bulan sebelum hari-H. Suami juga pada akhirnya
bikin baru karena vendornya belom punya ukuran baju untuk orang setinggi suami
hahaha. I’m so in love with the dress anyway!
vintage and timeless |
tanpa payet, tanpa manik, tanpa blink-blink |
aku pendek banget suami tinggi banget, haha |
- Eco-friendly souvenir
Makin kesini,
keberadaan souvenir makin dikesampingkan dalam pernikahan. Bahkan aku sempat ke
beberapa undangan yang memang tidak menyediakan souvenir. That’s quite common
to choose souvenir as cheap as possible. Pahit-pahitnya sebuah souvenir yang
tidak bermanfaat akan dibuang penerimanya, makanya aku memilih souvenir yang
kalaupun dibuang dia bisa terurai di alam. Lalu terbersitlah sedotan bambu
sebagai pilihan. Harga dari pengrajin sedotan bambu di Desa Buniara Kabupaten
Subang adalah 500 perak/buah, jadi aku pesan 1000 buah dengan harapan semua
orang yang datang bisa ambil sedotannya tanpa mikir takut kehabisan. Ditambah thanks card seharga Rp.200/lembar jadi
total untuk souvenir aku menghabiskan 700
ribu aja exclude ongkir. (NB: Setelah pernikahanku harga sedotannya naik
karena jadi banyak orderan kesana, alhamdulillah)
bamboo straw for eco friendly wedding souvenir |
- DIY Invitation Card
Ada kejadian yang sempet bikin aku nangis meraung-raung dalam mempersiapkan kartu undangan ini, yaitu ketika kartu undangannya salah cetak namaku, sedih banget mana udah H-2 minggu lagi. Untung pihak percetakannya mau ganti rugi, eh tapi enggak deng tetep ada harga produksi yang aku tambahin. Well, desain kartu undangannya aku yang konsep sendiri, masuk ke percetakan hanya untuk kartunya aja, tanpa tambahan amplop atau aksesoris lain karena sedikit tambahan aja harganya naik cukup jauh. Lalu, caranya biar undangan lebih menarik? Ya bikin sendiri aja amplopnya! Lagi, kita hanya perlu tekad dan waktu senggang. Aku bungkus kartu undangannya pakai kertas kalkir, lalu dililit pakai tali rami 2 mm yang ujungnya dibuat pita, lalu di bagian belakang amplop direkat dengan wax stamp yang aku pesan online dengan inisial nama kami berdua. Total budget buat kartu undangan sebanyak 750-an lembar adalah 3 juta ditambah 300 ribu biaya cetak baru salah nama jadi 3,3 juta. Sayang banget kartunya gak sempet kefoto keburu dibagi-bagi :(
wax stamp inisial RI |
e-invitation untuk kerabat orang tua dan teman kantor, desain sendiri |
e-invitation untuk teman kami, desain sendiri juga |
- Share kain bridesmaid
kami pilih batik tulis yang beda-beda motifnya untuk keluarga |
keluargaku batiknya pink & merah, keluarga suami navy semua |
sahabat suami, motif batiknya memang pilihan suami begitu |
sahabatku, hasil share kain adalah yang warna hijau tapi miskomunikasi :| |
- Spesifikasikan kebutuhan venue
Survey venue atau gedung pernikahan tidak
terlalu memakan waktu karena kami hanya mencari yang ada mesjidnya untuk akad, suami
emang pengen banget akad di mesjid. Kebetulan ada gedung pernikahan yang
jaraknya sangat dekat dari rumah nenekku dan berada di jalan utama sehingga
memudahkan navigasi tamu undangan yang datang dari luar kota. Biaya sewa gedung
sebesar 9 juta termasuk petugas
parkir, security, dan kursi undangan.
Hal-hal yang utama sudah selesai dibahas semua, sisanya kita tinggal menyesuaikan sama kebutuhan acara, yang sebetulnya gak ada pun gak apa-apa kecuali kitanya merasa kurang. Perintilan-perintilan pelengkap acara pernikahanku kurang lebih segini:
- Vendor foto & video: 4,3 juta
- Sound System: 1,2 juta
- Makeup kedua mama & 1 kakak perempuan: 600 ribu
- Genset: 900 ribu
- Blower: 150 ribu
Nah, udah deh. Kurang lebih total pengeluaran kami untuk melangsungkan pernikahan ini adalah sekitar 75 juta rupiah, di luar penghulu dan pengurusan catatan sipil yang diurus sama papaku (kurang lebih 1,5 jutaan), dan tentunya di luar maskawin dan seserahan dari suami yang 100% hasil keringatnya sendiri. Menurut kami, 75 juta bukan nilai yang rendah, tapi juga tidak terlalu tinggi jika dibanding trend pernikahan dengan acara yang serupa di tahun 2019. Semuanya kembali pada keputusan dan kemampuan masing-masing, yang penting sah, selamat membina rumah tangga hingga hari tua.
Salam,
dari kami pengantin baru 💖