Ya ï·² terimakasih ya selama ini Engkau telah mengizinkanku hidup meskipun untuk sementara, Kau izinkan aku bernafas dengan wewangian, mendengar dengan kemerduan, melihat dengan keindahan, dan merasakan apa-apa yang diberikan untukku dengan ketulusan. Engkau juga yang memberikan aku terlampau banyak nikmat dalam hidup ini, Kau senantiasa memberi orangtuaku kecukupan finansial sehingga aku bisa mengenyam pendidikan, bisa mencukupi semua yang aku sekeluarga butuhkan, memberikan aku kesehatan dan terimakasih banyak atas semua kebahagiaan yang masih bisa kugenggam.Untuk mami dan papa, ketahuilah bahwa kalian adalah orang yang paling sering aku tangisi dan impikan saking rindunya. Demi les intensif, kalian rela melepasku dua bulan lamanya untuk menetap di Bandung, jauh dari belai pelukan hangat dan kecupan selamat tidur. Mempertaruhkan kepercayaan dan kekhawatiran kalian terhadap aku yang seringnya tidak bisa kalian andalkan untuk bisa jadi dewasa dan mandiri. Terimakasih atas semua doa dan keikhlasan kalian mengeluarkan banyak biaya untuk aku, untuk memenuhi kebutuhanku dan meredamkan rengekanku. Tahukah kalian? Setinggi apapun cita-cita anakmu ini, pada akhirnya adalah untuk membahagiakan kalian, mensejahterakan kalian dan membuat kalian bangga akan aku... Thanks’ so much, Mih, Pah, I ♥ you fullest.Sesosok kakak, baru aku temukan dua bulan terakhir ini, Ulfah Ma’rifah (@ulfah_maruf), sebelumnya tidak kuanggap sebagai kakak kandungku sebagaimana mestinya. Tapi apa jadinya aku sekarang tanpa dia kemarin? Selama menetap di Bandung, aku gak punya teman bercengkrama karena sibuknya orang-orang rumah, maka dari itu aku lebih suka sekamar dengan si Upah ini, aku jadi bisa ngobrol banyak hal, belajar bahasa inggris gratis, minjem baju sampai minta traktir ke foodspot dekat rumah. Jadi sudah seharusnya dong ya kalau aku mengucapkan terimakasih sebesar Mount Everest buat kakakku satu-satunya ini ☻“It was nearing midnight and I was sitting with my best uncle and best grandma watching tv in our living room” mungkin hampir tiap malam status twitterku seperti ini, aku yang memang sering susah tidur menemukan teman yang pas untuk diajak gadang, terimakasih ya untuk my best om Ayi Surya dan nenek. Om Surya yang sangat humoris buat aku adalah pengganti peran papa selama di Bandung, dia yang selalu memperhatikan semua kegiatanku di dalam dan di luar rumah, makanya kalau ada apa-apa aku pasti bilang sama om Surya. Sama halnya dengan nenek yang begitu mirip dengan mami, sifat penyayangnya, paras cantiknya, perhatiannya, semuanya mengingatkan aku pada mami. And unfortunately, I back home Tasik and turned very slowly to the sofa on my empty living room… This was perfectly true that I’m very missing you all, thank you so much my dear grandma and greatest uncle I ever had.Selain keluarga (tentunya), ada orang-orang spesial yang selama ini selalu menjadi motivasi tersendiri yang membuat aku tetap berdiri, bahkan berlari. Apalagi menjelang UN dan SNMPTN kemarin, aku merasakan sekali yang namanya motivasi dari seorang penyemangat itu berpengaruh sangat besar. Makanya aku mengucapkan terimakasih banyak buat Єzα (@astadiwangsa) atas semua sarannya, motivasinya dan lelucon-leluconnya yang memberi warna tersendiri di sela-sela kesibukanku selama ini. Entah Єzα itu sebagai kakak aku, sahabat aku atau hanya orang asing yang tidak sengaja lewat di ponselku, yang pasti aku maunya Єzα selalu ada buat aku, bisa ya? ♫♪♫There’s two new comers in my blog-posting, I’m pleasure to introducing they’re Nizar Nazaruddin a.k.a. Duyo, my classmate on seventh-grade Junior Hi-School and Retno Anjar Sari (@retnoanjarsari), my classmate when SNMPTN from Batam. Saat tragedi lupa ngisi kode naskah soal SNMPTN, Nizarlah yang ngasih nomor telepon Panitia Lokal, bayangin kalau aku gak menghubungi Nizar waktu itu, usahaku bakalan jadi sia-sia, kan! Dan Retno, orang pertama yang jadi pengaduan keluh kesahku kala itu ternyata juga lupa mengisi kode naskah soal, intinya kita senasib deh, dan waktu itu Retno yang membantuku menemukan gedung Labtek V di luasnya ITB via telepon. Pokoknya terimakasih banyak ya Nizar & Retno, 1 Juni tahun ini adalah yang paling mendebarkan buat aku.Ucapan terimakasih terakhir di episode ‘thanksgiving after SNMPTN’ ini aku tujukkan untuk semua teman-teman, staf, terlebih guru-guru pengajar di Äž₪Äž – Learning is fun™ (@bimbelbandung) yang telah membantuku menjadi pribadi yang lebih siap, lebih semangat dan lebih optimistis menghadapi SNMPTN. You are all gave a full-meaning support when I start to go down, with your kindness lead me to find my strongness on mind. Terimakasih banyak ya, Kak Fareza Wahyu (@farezathedeath), Kak Faisal Aziz, Kak Tyas, Kak Yenny, Kak Yudha dan kawan-kawan yang telah membuktikan; “This’s GMG, a place where you will learning intensive with a different atmosphere and it’s also fun!”. Semoga suasana kekeluargaan dan kekompakan di antara kita terbawa sampai sukses nanti, ya! Aku pasti merindukan kalian teman-teman seperjuangan, terlebih Adiba Hasna Ramdhani (@adibaaa) yang tiap hari pulang bareng sama aku. See you at our faculty, Diba! :D
Siang itu, 1 Juni 2011, untuk terakhir kalinya kupandangi ruang kelas 9c SMPN 22 Bandung yang menjadi tempatku mengikuti SNMPTN. Pasrah bertemu penyesalan, satu per satu anak tangga kujajaki menuju gerbang utama sekolah dengan sisa-sisa semangat menggantung. Di dalamnya, meskipun masih ada rentangan garis optimis, separuh nafasku masih tercekat-cekat membayangkan hasil apa yang akan aku peroleh di tengah malam tanggal 30 Juni nanti.Hari itu kuputuskan langsung pulang, tak ada lagi jiwa muda, tak musim lagi refreshing dan hasrat bertualang yang biasa aku punya. Semua ini benar-benar membuat lelah, bukan perjuangannya, tapi justru ketidakmampuannya, tes hari kedua membuat optimismeku menurun drastis walaupun belum pada tingkat pesimistis, aku pun tak berani lagi untuk sekedar bercita-cita menjadi mahasiswi Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB 2011. Mungkinkah ini terjadi pada kebanyakan peserta? Ataukah aku memang selalu jadi minoritas seperti biasanya? Lalu seiring atap kota yang meneduh, kurebahkan diri untuk sejenak meluluhkan letih dan menelan pahitnya hari. Sampai beberapa puluh menit kemudian aku harus terhentak bangun karena mengingat sesuatu... Ya Tuhan, aku lupa mengisi kode naskah soal SNMPTN tadi!!! Rasa panik menjalar tidak karu-karuan, ketika itu aku merasa jadi orang paling ceroboh di dunia! Meskipun ternyata, Tuhan menyimpan rencana lain di balik kacaunya hari itu…Tanpa pikir panjang kutelepon Panlok SNMPTN 2011 di nomor 022-2511999;“Selamat siang, dengan Panitia Lokal SNMPTN 2011! Ada yang bisa kami bantu?”“Mas, tolong Mas, saya Isma, tadi saya ikut SNMPTN jurusan IPA di ruang 3 SMPN 22 Bandung, terus kayaknya saya lupa ngisi naskah soal, deh!”“Oh, naskah soal ya…”“Iya iya, saya musti gimana ya, Mas?”“Kami akan melayani Anda kalau Anda datang ke sini membawa kartu peserta SNMPTN”“Ke sini kemana?”“Gedung Labtek V Institut Teknologi Bandung”“Tapi sudah sore, Mas! Hujan gede lagi! Bisa nunggu saya sebentar? ITB-nya yang di Balubur atau yang di Bonbin?”“Baik, kami tunggu Anda secepatnya, ITB yang dekat Kebun Binatang ya, tanya satpam saja nanti minta antar ke Labtek V”….Berat rasanya beranjak dari tempat senyaman kasurku untuk kemudian menembus derasnya hujan di luar jendela. Tapi jika tidak, semua pengorbananku selama sebulan akan bernilai nol besar bahkan tanpa proses!
June 10, 2011
No komentar
Popular Posts
-
Beberapa minggu lalu, aku nonton sebuah film drama Taiwan bergenre roman (Taiwanese Romance) yang judulnya You Are The Apple of My Eye, wak...
-
D alam menggelar acara lamaran, setiap pasangan berhak membuatnya semewah mungkin, atau semeriah mungkin, namun khusus acara lamaranku,...
-
He is finally here.. I’m finally become a mom.. My husband and I will start a new life as a parents from now on.. Kami melalui perja...