Aku, calon pengusaha! Sukses atau tidak sukses aku nanti, let's see!
Morning, blog! Lama gak posting yah.. Kemarin aku sibuk UTS sama UAS,
boro-boro nulis, pulang kuliah aja malem terus karena seringnya habis kuliah main dulu, mhehehe. Tapi beneran, lho, sekarang aku punya kesibukan lain dan itu
bener-bener menyita waktu dan pikiran. Masih inget tentang resolusi
tahun 2012? Nah satu dari sekian ketidakmungkinan
itu akhirnya terwujud, aku bikin online shop! Haaaa I'm being a hand-made shoe
seller, not only a crazy shopper but today I can make a lot of money by sitting
in front of my computer, only by typing some quality advertisement with some
cakes and coke beside me :)
Bisnis jualan sepatu buatan tangan atau kerennya hand-made shoe dengan
sistem pre-order ini awalnya cuman modal nekat berbasis kekeluargaan aja, sih.
Aku jadi reseller dari kakak sepupu aku yang temennya adalah pemilik si pabrik
sepatu, berlokasi di daerah Buat Batu, Kota Bandung coret. Keuntungan bukan
prioritas utama aku di bisnis ini, seperti yang kakakku bilang jiwa enterpreunership
harus diterapkan sejak dini, kedepannya mau usaha apapun jadi kalau kita udah
punya 'nyawa' di bidang kewirausahaan. Setelah paham betul dengan sistematika
pemasaran, mulailah aku merintis bisnis keluarga ini dengan mengunggah atau
meng-upload foto-foto sepatu itu ke Facebook. Kenapa Facebook? Karena kalo
harus bikin website aku gak sanggup bayar, hehe. Selain itu dengan teman yang
mencapai lebih dari 4000 orang, aku berharap Facebook bisa jadi linked account
ke semua customerku dimana pun mereka berada. Taaa-daaa! Beberapa hari setelah
mengunggah, aku dapet orderan, sebagian dari temen-temen deket aku sendiri dan
sebagian lainnya bahkan menawarkan jadi reseller, wow, how fast it runs.
Selain Facebook, aku juga jualan di TokoBagus.com. Dan seminggu setelah
sign up, aku dapet ini...!!
Bisnis seumur jagung rentan tertiup angin, jangankan angin puyuh angin
sepoy-sepoy menyejukkan saja kadang bikin nyali ciut. Menjadi penjual berarti
memperlakukan pembeli dengan baik, nah kalau pembeli itu bertempramen tinggi?
Meledak-ledak kalau ada yang kurang barang sedikit? Aku harus memaksa batinku
tetap profesional dan jadi pendengar mereka sampai habis tuh unek-uneknya masuk
ke telinga. Selain itu me-manage reseller juga tidak mudah, ada reseller yang
selalu takut orderannya salah sehingga dia 3x sehari ngehubungin aku dengan
pertanyaan yang sama "Sis, gimana sepatu? Kapan jadi? Please Sis solnya
yang kuat yah". Ada juga reseller yang terlalu berani, langsung transfer
tanpa konfirmasi harga, yang harusnya 210 ribu dia kira 175 ribu, dan itu sangat
mengerikan mengingat kita nanti yang melunasi semuanya ke pabrik. Tapi
hikmahnya, aku punya ladang belajar sabar..
Ini beberapa sepatu yang aku jual, kalo blog readers berminat, klik disini
Sebelum terjun ke dunia 'persepatuan' Bandung, aku pernah beberapa kali
mencoba bisnis kecil-kecilan namun berjangka panjang dan tentu menguntungkan.
Pertama, awal tahun ini aku dan beberapa temanku diberi tugas menganalisis
demografi sosial yang menuntut kita untuk melakukan observasi. Singkat cerita
kita menginap deh di rumah Pak Dadang Sopandi, tak dinyana Pak Dadang ini
adalah pengusaha produk hasil olahan susu sapi
asli Desa Cikahuripan yang menjadi objek analisis kita. Setelah dijelaskan
sejelas-jelasnya dan berkunjung ke rumah produksi, kami sepakat membantu penjualan
hasil olahan susu sapi tersebut yang terdiri dari yoghurt, frozen, kerupuk
susu, puding buah susu, dll., dsb., dst. Tapi susah kan kalau kuliah sambil
jualan yang begitu? Jadi di awal-awal kami sebatas menjualnya saat ada bazar di
kampus-kampus, yah minimal untuk mengenalkan merknya sendiri deh gitu. Mungkin
dalam waktu dekat ini (baca: mumpung libur panjang kuliah), aku bakal coba
bikin situs penjualan resmi, tapi gak pake domain .com, .cc, .co.id, atau malah
.us ya, cukup pakai jasa Blogger.com atau Wordpress.com aja, biar efisien dan
efektif (biaya nol rupiah tentunya^^)
1 Cup Yoghurt CKN hanya dibandrol 3500 rupi'ing!
Bisnis kedua! Kalau penjualan produk olahan susu Desa Cikahuripan delay,
bisnis yang satu ini bisa dibilang pending, abisnya direncanain dari awal tahun
lalu tapi belum dijamah sama sekali sampai detik postingan ini di publish! All
people in this planet Earth surely know that fashion never dies! Aku
memanfaatkan prinsip itu untuk menggeluti bisnis di bidang sandang atau fashion.
Yep hand-made shoe is a part of fashion, tapi di sini gak pake pre-order, gak
pake lama, dan gak pake mahal! Aku pengen ngejual-jualin baju aku yang udah
bosen atau udah gak mau aku pake lagi, iya dong karena setiap orang punya
alasan tersendiri untuk mengeluarkan 1 pcs baju tanpa harus nunggu baju itu
lusuh dimakan zaman. Kalian yang gila beli baju pasti bisa ngerasain, malesnya
beresin lemari yang udah limit, pusing milih baju setiap mau pergi, pening
diomelin mami karena boros sedangkan hasrat kuat untuk
membeli baju baru tak pernah terpuaskan, ih
itu bagus ini bagus, ih itu lucu ini lucu, in the last you lost all money for
something that you don't needed so much.
I'm not a used-cloth buyer, but if you can buy a branded used-clothing
with a good condition and also cheaper than a new ones, somehow it's no problem
right?! Aku pernah beli baju bekas, dalam artian bekas karena dia si penjualnya
telah membeli dan menjual kembali karena bosan, with a super-good condition of
course. Aku masih ingat satu-satunya baju bekas yang aku beli adalah kemeja
hitam renda-renda merk St. Yves yang aku beli dari si penjual yang
mengunggahnya ke Facebook. Dari sana aku tahu bahwa menjual barang bekas tidak
selamanya menjijikan, bahkan mungkin bisa membuat orang ketagihan karena
harganya yang miring semiring ujung lip-stick. Enak kan punya bisnis ini, kalau
laku aku bisa beli banyak baju baru setiap minggu tanpa takut lemari
kegendutan, lemari bajuku bakal punya siklusnya sendiri, dimana baju lama
keluar dan baju baru masuk, seperti udara yang lewat-lewat di dalam paru-paru,
seperti siklus air hujan dari Bumi ke langit dan jatuh menyegarkan pepohonan.
Aaaaah.. how beautiful my life is..
Menjadi pengusaha adalah pilihan, menjadi sukses adalah ketentuan. Bonus
bagi mereka yang memanfaatkan pilihan dengan
bijak dan sungguh-sungguh, suksesnya di depan mata. Aku memilih menjadi tenaga
profesional di bidang perencanaan wilayah dan kota sesuai jurusan kuliah yang
aku ambil, di samping itu aku mencoba pilihan ganda dengan menjadi pengusaha di
umurku yang masih 18 tahun ini. Semoga Tuhan berkenan dengan tidak mempersulit
satu dan yang lainnya, semoga Tuhan bersedia memudahkan jalan untuk keduanya,
karena kerusakan di satu sisi akan memperkeruh sisi lainnya. Tugas kuliah numpuk,
bisnis terkatung-katung. Bisnis terkendala, kuliah pun ikut terbebani.
0 komentar