"...kalau ada yang lihat anak laki-laki jualan puzzle atau mainan anak di sana, tolong atas nama kemanusiaan dan demi keberlanjutan pendidikannya, kalian beli mainan itu dengan alasan apapun."
Terkadang berbuat salah itu seru
Maka tak heran banyak orang pergi 'clubbing'Beramai-ramai pasangan bercumbu butaNaik-naik ke level paling minim berbusanaTerkadang menyakiti orang itu nikmatKarenanya kita mencaci sambil tertawaSemakin kesini semakin cerdas orang menghinaLalu gembira melihat yang dibenci sampai menangisBundaku mengutip (dan terus me-'repeat') satu kalimatBeliau bilang sumbernya dari hadits sahih"Jalan ke Surga itu pahit bertabur duri, jalan ke Neraka itu manis bertabur roti"Dan aku merenunglah..Segala keseruan dan kenikmatan melakukan salahMungkin hadirnya karena kita digoda syetanSulitnya berbuat baik dan menahan diri memakiMungkin timbulnya dari kesadaran kita yang langkaMaka atas dasar identitas diriKarena aku juga manusia, aku minta maaf atas sikap-sikap yang menyakitiYang membuatku terbahak tapi kalian menahan sesakAtas tangan-tangan nakal meninjuAtau mata yang menatap jijikAtas kaki yang menginjak harga diriAtau lisan yang mengoyak martabatAtas pikiran yang menelanjangi hormatAku minta maafKita ingin hidup berpuluh-kali Ramadhan lagiTapi tak pernah benar-benar berusaha lebih baik dari iniDalam maaf kalian ada pengampunankuDalam maafku ada pahala yang besar untuk kalianMari memperindah malam Nisfu Sya'ban dengan saling memberi maafTak perlu bertatap muka cukup ikhlaskan dari balik hatiSelamat menyambut bulan suci RamadhanDan malam seribu bulan Lailatul Qadar
June 12, 2014
No komentar
Blog reader, pernah gak nyobain makanan yang asing dan aneh? Se-asing dan se-aneh apa makanan itu? Apa yang membuatnya aneh, rasanya? Namanya? Cara penyajiannya? Atau semuanya?
Sekarang ini aku lagi mau berbagi cerita tentang beberapa jenis makanan yang kedengarannya lumrah dan biasa aku temukan sehari-hari. Tapi ternyata cara penyajian dan rasanya luar biasa aneh buat aku.Oke, saat ini aku lagi di daerah Puyuh Dalam, Bandung. Tepatnya di rumah kontrakan temen-temenku yang berasal dari Maluku Utara (Ternate & Tidore). Mereka selalu senang menyambut orang baru, bener-bener welcome, tiap aku ke sana mereka selalu riuh dan langsung mempersilahkan masuk lalu heboh nyiapin makanan. Aku terharu, di sini aku bukan siapa-siapa, jangankan keturunan Ternate/Tidore, meskipun mahasiswi perencanaan wilayah aku gak begitu tahu percisnya Ternate Tidore dan Halmahera itu sebelah mana Sulawesi, tapi mereka menganggap aku seperti keluarga sendiri, kalau ada acara kumpul mereka ngehubungin biar aku dateng, bahkan acara internal mereka pun seperti liburan atau acara adat lainnya aku juga diundang.Rencananya mereka mau bikin pisang goreng dan minuman khas Maluku Utara (dikenal dengan nama Goraka), makanya aku ditahan-tahan gak boleh pulang, sampe kunci motor Thossan disimpen sama mereka biar kita tetep di rumah.Setiap kunjunganku ke sana, aku punya banyak cerita baru, especially tentang watak dan pola pikir mereka, aku menilai-nilai sendiri selayaknya orang baru di tengah komunitas yang mendominasi. Aku beradaptasi, dengan watak dan pola pikir seperti itu aku harus bisa menyesuaikan sikap. Bagaimana pun di sini aku orang 'asing' yang mendapat kasih sayang mereka.Kembali ke acara makan-memakan, tibalah waktunya cewek-cewek di rumah itu (iya, cewek-cowoknya serumah) untuk melakukan kegiatan masak-memasak makanan & minuman khas yang biasa orang tua mereka sajika turun temurun. Cewek-cewek ini ada Itha, Ina, Thika, Ikha, dan Ani. Mereka tiap hari menyajikan makanan untuk orang rumah, sungguh mandiri sekali, berbeda jauh dengan si Isma yang dari bangun tidur sampai tidur lagi terus dibantuin sama Teh Yanti.Ini foto-foto selagi mereka masak, bahkan untuk sekedar ngebantuin ngupas pisang aja aku gak diizinin. Ya udah jadinya aku cuma nonton aja.
Jangan ragu ngasih makan orang Timur, bikin pisang goreng untuk serumah aja gak cukup satu sisir. Aku sampai kaget lihat mereka ngupas pisang segini, di rumah aku mungkin bisa untuk sebulan cuci mulut. Salah satu temen mereka malah bilang kalau masak mie gak cukup 2 bungkus, biasanya kalau 24 bungkus untuk ber-5. Gilaaa.Yang aneh dari 'pisang goreng' anak Timur ini, mereka menyajikannya pakai sambal dabu-dabu yang biasa kita temukan di kudapan seafood.Pisang goreng ini katanya selalu tersaji berpasangan sama minumannya yaitu Goraka. Di Sunda kita sebut Bandrek, gak ada bedanya, pokoknya rasa bandrek banget. Hanya cara penyajiannya yang aneh, jadi orang Timur sana kalau makan bandrek di gelasnya ditabur kacang goreng. Tahu rujak uleg Betawi? Nah kacang yang biasa dipake di rujak uleg itu yang dipake temen minum Goraka. Aneh kan, mungkin supaya ada sensari kriuknya.Dan pada waktu yang sudah sangat larut (sampai-sampai aku sudah tidak bersemangat lagi mencoba makanan itu), siaplah seluruh menu tadi untuk disajikan. Maklum pisang gorengnya banyak, bahan sambelnya banyak dan mereka bikin Goraka yang banyak juga.
Sekian pengalaman mencicipi kuliner aneh hari ini. Meskipun awalnya aku ogah-ogahan buat nyoba, tapi makanan itu seolah bilang "Try me!" dan ternyata rasanya tak seaneh yang aku bayangkan sebelumnya.
June 11, 2014
No komentar
Isma tahu kamu sibuk, makanya Isma gak bilang "Kamu gak ada kerjaan banget, sih". Tapi makasih banyak ya Za, anywho anywhat anywhere, kamu selalu nyempet-nyempetin ngelakuin sesuatu buat Isma. Padahal gak dibikinin ginian juga Isma sih semangat terus, kan susul-susulan wisuda S1 sama kamu, hehe.
June 09, 2014
No komentar
Halo pembaca setia, selamat tanggal 1 Juni! Selamat Hari Lahir Pancasila! Semoga keunikan ideologi bangsa kita (Pancasila) bisa benar-benar mendarah daging dan membuat setiap warganya menjadi pribadi yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan kewarganegaraan. Semoga juga periode pemerintahan pusat yang akan datang bisa mengembalikan martabat sang Pancasila agar kembali menjadi ideologi yang disegani dan dikagumi bangsa lain, bukan lantas mengabaikan amanat Pancasila sehingga kedaulatan di negeri ini terlihat simpang siur, sekilas seperti komunis, terkadang lebih kepada liberalis.
Negara yang menganut komunis itu salah satunya yang aku tahu adalah China, dimana pandangan komunis adalah memusatkan kekuasaan pada pemerintah yang berdaulat. Pemerintah satu-satunya yang memegang penuh kendali di negara tersebut, terkadang aku lihat negara ini seperti komunis, kalau pemerintah bilang gusur, maka tergusurlah, kalau pemerintah bilang hancurkan, maka dihancurkanlah. Sedangkan liberalis bisa dilihat dari gaya pemerintahan Amerika Serikat, kehidupan masyarakat cenderung bebas, tidak banyak hukum yang mengatur kehidupan seseorang secara individu. Birokrasi atas urusan-urusan di pemerintahan cenderung simple dengan sedikit menteri. Di Indonesia liberalisnya terlihat di gaya hidup saja, orang-orang kita sudah mulai kebarat-baratan dengan mengadopsi kebiasaan dugem, makan fast food, mendengarkan musik barat, menonton filmnya, juga berpakaian seperti orang barat, dll. Well, aku pun tidak mengelak kalau budaya barat itu sudah sangat dekat dengan kehidupanku dan teman-teman sebaya lainnya. Semoga saja ya, pemimpin negara kita yang baru nanti lebih 'Indonesia' dan bisa meng-Indonesia-kan warga negaranya kembali. Aku jadi ingat pepatah "Lebih baik berbahasa Indonesia di negeri orang daripada berbahasa asing di negeri sendiri." Pepatah ini sudah ada dari zaman pejuang kemerdekaan, dan sekarang pasti banyak orang yang kesindir sama maknanya, termasuk aku.
June 01, 2014
No komentar
Popular Posts
-
Beberapa minggu lalu, aku nonton sebuah film drama Taiwan bergenre roman (Taiwanese Romance) yang judulnya You Are The Apple of My Eye, wak...
-
D alam menggelar acara lamaran, setiap pasangan berhak membuatnya semewah mungkin, atau semeriah mungkin, namun khusus acara lamaranku,...
-
He is finally here.. I’m finally become a mom.. My husband and I will start a new life as a parents from now on.. Kami melalui perja...