Obituary Ceututi

by - June 09, 2025

 



Sebelum menulis lebih jauh, aku ingin meminta maaf sedalam-dalamnya jika ada anggota keluarga atau kerabat yang bersangkutan membaca tulisan ini. Tidak ada maksud lain selain mengungkapkan rasa syukur dan kedukaan yang dalam.

Menulis obituary selalu menyesakkan, selalu terasa begitu berat. Baru kemarin rasanya menulis untuk teman lama, kali ini aku akan menulis lagi untuk salah satu orang terdekat keluargaku. Bukan maksudku memenuhi blog ini dengan berita duka, tapi ‘menulis adalah bekerja untuk keabadian’, maka inilah salah satu cara agar kenangan kita tak hilang..

Pagi tadi, aku mendapati isak tangis mamaku di telfon, padahal belum 24 jam kami bertemu sebelum mamaku kembali ke kampung halaman (terima kasih ya Allah mamaku udah baikan). Sambil terisak itu ia mengabarkan kematian, dari orang yang selalu membantu keluargaku bahkan sejak aku belum dilahirkan. Kami biasa memanggilnya Ceu Tuti, ‘ceu’ yang berarti kakak perempuan dalam Bahasa Sunda. Meskipun sepertinya beliau sebayaan mamaku juga.

Saat mamaku kerepotan mengurusi 3 anak, Ceu Tuti adalah sosok yang berjasa meringankan urusan domestik di rumah kami. Berkat beliau juga aku merasakan punya sahabat masa kecil, karena jelas teringat di benakku hari-hari dimana aku dan anak perempuan Ceu Tuti mulai akrab dan bermain boneka bersama saat mamaku dan almh menyetrika sambil mengobrol. Kami bahkan pergi ke sekolah TK dan SD yang sama, sebangku, sepergaulan, sepermainan. Kami seolah satu paket dan tak terpisahkan. Setelah dewasa kini aku sadar aku memiliki masa kecil yang seru luar biasa thanks to Ceu Tuti dan keluarganya.

Persahabatan kami mulai merenggang saat masuk SMP, selain beda sekolah aku juga lebih banyak tinggal di rumah nenek karena sekolah yang katanya favorit itu jaraknya jauh lebih dekat dari kediaman nenekku daripada rumahku sendiri. Waktu terus berlalu dan kami tidak berkomunikasi lagi, tapi Ceu Tuti masih jadi sosok yang sering datang ke rumah untuk meringankan apapun yang sedang menjadi beban mamaku. Dari beliau aku tahu kabar terbaru sahabatku, dimana dia dan apa kesibukannya. Jujur aku juga bingung kenapa aku segan untuk menemuinya. Aku punya nomor ponselnya tapi aku merasa tidak enak mengontaknya. Kehidupan membawa kami pada situasi yang cukup berbeda, saat aku masuk SMA, sahabatku berhenti sekolah dan bekerja, saat aku kuliah, sahabatku menikah.. You might think people change, I’m changed, but just so you know our friendship remain scarced in my heart.

Tahun demi tahun, satu-dua dekade kemudian, keluargaku masih banyak bekerja sama dengan Ceu Tuti. Beliau berjasa besar di proses masak-masak saat pertunanganku, lalu saat persiapan pernikahanku, bahkan saat akikah anakku 2 tahun setelahnya. Selebrasi keluarga kami tidak lengkap tanpa adanya campur tangan Ceu Tuti, ia hadir menyaksikan dan turut berbahagia untuk setiap milestone kami. Dulu mamaku pernah kena angin duduk, dan aku menyaksikan Ceu Tuti ikut menangis setiap mamaku meringis. Waktu kakakku akan kuliah ke Canada, bukan hanya keluarga yang melepasnya dengan getir, doa-doa Ceu Tuti juga terdengar dengan nada khawatir.

Kini sosok itu telah berpulang.. dengan proses kepergian yang diharapkan semua orang. Dijemput Sang Pencipta saat tertidur lelap, meninggalkan dunia fana yang terasa semakin gelap. Tiada sakit tiada keluh kesah, Ceu Tuti telah selesai merangkai kisah, menjadi bagian penting dari tumbuhnya keluarga kami dan orang lain yang juga diteranginya. Mamaku beruntung didampingi beliau sekian lama, dan kini aku tahu betapa sulit mencari yang sama. Rasa syukur kami begitu dalam untuk jasa-jasamu, mengurusi jenazahmu terasa seperti takdir yang spesial untuk mamaku.

Tengah malam itu saat bungsumu mengetuk pintu rumah kami, belum ada tetangga lain yang membantu. Mamaku menawarkan diri memandikanmu tanpa pikir dua kali, ia merasa inilah setidaknya yang dapat ia beri, karena padamu seumur hidup kami berhutang budi. Mama bilang mengurusi ragamu tak membayar sedikitpun kebaikanmu pada kami, justru terasa seperti engkau yang memberi penghargaan untuk mamaku bisa mengkafani. Terima kasih banyak Ceu Tuti, kau mengajariku bahwa rezeki tidak melulu berupa materi, kehadiran sosokmu adalah berkat yang berarti. Beristirahatlah wahai jiwa yang lembut dan suci, insya Allah lapang dan terang tempatmu kini, dengan sebaik-baik jamuan dari Sang Maha Pemberi.

You May Also Like

0 komentar

Popular Posts