Paru-Paru Dunia di Jantung Kota
Adalah barisan
pepohonan tua, suhu menggigit yang membuat bulu kuduk bergidik, semilir wangi
dedaunan berbaur dengan aroma khas tanah berhumus, serta mitos dan legenda
pelengkap kegagahannya, menjadi identitas dari kata ‘hutan’ yang kita kenal selama
ini. Namun tidak dengan sebuah hutan di Bandung, namanya Hutan Kota Siliwangi,
terletak di Jalan Tamansari, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Hari Sabtu lalu,
saya menyempatkan diri jalan-jalan ke sana karena penasaran dengan banyaknya
foto-foto Hutan Kota Siliwangi berseliweran di jagat maya. Ternyata benar,
hutan yang satu ini unik dan lain dari yang lain.
Ketika baru sampai
di tempat parkir, saya belum mempunyai gambaran akan seperti apa hutan yang
saya lalui. Yang tampak kala itu adalah forest
walk, bangunan khusus seperti jembatan yang melewati hutan, dibuat untuk
pejalan kaki dengan tinggi sekitar 3-5 meter dari atas permukaan tanah agar pengunjung
segala usia tidak kesulitan saat menelusuri hutan dan juga agar ekosistem hutan
tersebut tetap terjaga karena tidak disentuh secara langsung.
Saya memulai
perjalanan dengan memasuki undakan forest
walk yang dibuat landai, sepertinya pengunjung dengan kursi roda juga dapat
dengan mudah masuk. Sempat celingukan
karena tidak ada petugas ticketing,
ternyata Hutan Kota Siliwangi ini gratis! Kita hanya perlu bayar parkir saja,
itu pun nanti saat akan pulang, hehe. Begitu memasuki forest walk, saya langsung disuguhi pemandangan ciamik nan cantik; kolam
buatan berbentuk bulat dipenuhi ikan warna-warni yang berebut saat dilempari
pakan oleh petugas seolah menjadi sambutan hangat pengunjung yang ingin melepas
penat, burung-burung bersiulan seolah mengikuti riuh rendahnya percakapan orang,
jalur forest walk-pun dibuat
meliuk-liuk mengikuti kontur tanah dan jalur pepohonan sehingga tidak ada pohon
yang ditebang dalam pembangunannya, di momen itu rasanya saya ingin segera berlari
menyusuri forest walk Hutan Kota
Siliwangi dan menemukan hal-hal seru lainnya.
Forest Walk Hutan Kota Siliwangi |
Dalam ilmu tata
kota atau planologi, hutan kota didefinisikan sebagai suatu kawasan yang
dibiarkan tumbuh seperti hutan pada umumnya dan tidak ditata seperti taman. Fungsi
hutan kota sangatlah penting dalam menjaga keseimbangan ekologi dan estetika kota
serta mencegah degradasi lingkungan akibat ekses negatif dari kegiatan
pembangunan, bahkan pemanfaatan maksimal pada hutan kota dapat meningkatkan
kondisi sosial-ekonomi masyarakat kota tersebut percis seperti yang terjadi di
Hutan Kota Siliwangi. Di tengah gempuran gedung-gedung yang semakin tinggi di
Kota Bandung, keberadaan Hutan Kota Siliwangi bak oasis yang menyegarkan badan
serta pikiran, ramainya pengunjung domestik maupun mancanegara menjadi berkah
tersendiri bagi para pedagang kaki lima yang kerap berjajar di bawah forest walk dekat area parkir, belum
lagi para mahasiswa yang bekerja sambilan sebagai tour guide dan penerjemah turis asing. Hutan Kota Siliwangi ini
masuk ke dalam daftar hutan kota dunia oleh UNESCO, untuk itu sudah sewajarnya
apabila pemerintah dan masyarakat Kota Bandung bersinergi dalam melestarikan
salah satu dari keistimewaan tak terhitung yang ada di Kota Kembang.
Saya bisa menulis
ribuan kata untuk mendeskripsikan secara detail pengalaman menyusuri forest walk sepanjang 2,6 kilometer di
Hutan Kota Siliwangi akhir pekan lalu, tapi saya tahu bahwa satu karya visual
akan mewakili ratusan kata di antaranya. Jadi, sebaiknya saya menyertakan
beberapa hasil jepretan kamera saya agar kamu semakin tertarik mengunjungi si hutan
unik ini.
Forest Walk/Forest Path |
Forest Walk Siliwangi cocok untu segala usia |
Pohon dipagari agar tidak terganggu oleh hilir-mudik pengunjung |
Turis Mancanegara di Hutan Kota Siliwangi |
Dibutuhkan waktu
sekitar 45 menit hingga 1 jam untuk sampai di penghujung forest walk Hutan Kota Siliwangi,
dan kita bisa duduk-duduk di bangku kayu yang telah disediakan sekedar
untuk meluruskan kaki dan memesan jajanan. Meskipun sepanjang forest walk dipasangi lampu LED dan dibuka
24 jam penuh setiap hari, namun tukang parkir di sana menyebut bahwa rata-rata pengunjung
terakhir meninggalkan forest walk
sebelum jam 7 malam. Saya rasa, waktu terbaik mengunjungi Hutan Kota Siliwangi
adalah pagi dan sore hari ketika cuaca teduh namun cukup terang untuk melihat
berbagai jenis burung dan tupai-tupai lucu yang sengaja dilepas untuk menghuni
Hutan Kota Siliwangi. Semoga nanti akan semakin banyak Hutan Kota Siliwangi
lainnya bermunculan di Indonesia, yang meskipun berada di jantung kota, namun
tetap mampu menjalankan perannya sebagai paru-paru dunia, yang meskipun ramai
dikunjungi, tetap memiliki ekosistem alami.
0 komentar